Pada tengah situasi lesunya harga batu bara dunia, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyatakan rencananya untuk tetap membagikan dividen kepada pemegang sahamnya dalam tahun buku 2023. Meskipun demikian, direktur keuangan perusahaan, Farida Thamrin, menegaskan bahwa keputusan terkait dividen akan mendapat dukungan dari pemegang saham atau pemerintah.
Farida Thamrin, dalam sebuah konferensi pers public expose pada Senin (27/11/2023), menyampaikan bahwa PTBA berkomitmen untuk menutup tahun 2023 dengan usaha seoptimal mungkin. Dia menyoroti tantangan dalam industri pertambangan batu bara yang dipengaruhi oleh fluktuasi harga dunia.
Hingga kuartal III 2023, PTBA mencatat pendapatan sebesar Rp 27,7 triliun dengan laba bersih mencapai Rp 3,8 triliun. Namun, harga batu bara yang turun sekitar 30 persen sejak Juli 2023 mempengaruhi penurunan 11 persen dalam realisasi pendapatan tersebut dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski demikian, PTBA berhasil meningkatkan penjualan batu bara sebesar 15 persen menjadi 27 juta ton, dengan 11,2 juta ton di antaranya diekspor. Farida menyebut bahwa fokus pada ekspor telah membantu meningkatkan pangsa ekspor perusahaan hingga melebihi 40 persen, dibandingkan dengan 35-38 persen pada tahun sebelumnya.
Dalam upayanya menjaga stabilitas keuangan perusahaan, PT Bukit Asam Tbk berencana untuk meningkatkan penjualan batu bara pada kuartal IV 2023. Hal ini diharapkan dapat menjaga arus kas perusahaan tetap sehat meskipun harga batu bara dunia sedang menurun.
Pada tahun buku 2022, PTBA berhasil membagikan dividen sebesar Rp 12,6 triliun, setara dengan 100 persen dari laba bersih yang diperoleh pada tahun tersebut. Saat itu, laba bersih perusahaan naik 159 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp 12,6 triliun, didukung oleh pendapatan yang mencapai Rp 42,6 triliun atau naik 146 persen dari tahun sebelumnya.
Dengan berbagai strategi yang dilakukan, termasuk peningkatan ekspor dan upaya penghematan biaya operasional, PT Bukit Asam Tbk berharap dapat mempertahankan stabilitas keuangan dan tetap memberikan nilai kepada pemegang saham di tengah kondisi ekonomi industri yang menantang akibat fluktuasi harga batu bara dunia.